Kamis, 12 November 2015

Al-Ilmu dan Al-Kibru

  Dalam Ihya 'Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa diantara sebab angkuh (Al-Ilmu dan Al-Kibru) adalah IlMU. Beliau menempatkan ilmu sebagai sebab sombong pada urutan pertama sebelum enam sebab lainnya. Ini menandakan bahwa kepemilikan akan ilmu hendaknya membuat kita berhati-hati dalam pengamalan ilmu yang mencakup ucapan, perbuatan, dan akhlaq.
  Orang yang berilmu semestinya bisa menampilkan ucapan dan perbuatan yang baik dan benar, akan menentukan posisi dihadapan sesama, dan dihadapan Allah SWT.
  Ketika orang berilmu menampilkan ucapan yang buruk, misalnya berkata jorok, kasar dan lain-lain, maka masyarakat kemungkinan tidak menaruh rasa hormat kepada oranh yang berilmu tersebut.
  Maka, orang yang berilmu mesti pandai mengendalikan diri agar tidak terjerumus pada kehinaan. Dalam hal ini adalah pada keangkuhan atas ilmu yang dimiliki.
  Dalam permasalahan awal bahwa antara sebab sombong menurut imam Al-Ghazali adalah Ilmu. Dengan demikian, seorang berilmu mesti memiliki radar agar setiap ucapan dan tindak-tanduknya terbatas dari keangkuhan.
  Bagaimana cara meradar keangkuhan akibat ilmu ini?
  Kita kembali kepada definisi angkuh atau sombong menurut Rosululloh SAW. Kemidian waspadainya agar tidak terjadi dalam hidup.
  Mengenai sombong, Rosululloh SAW bersabda :
لايذخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر فقال رجل ان الرجل يحب ان بكون ثوبه حسناونعله حسنة قال ان الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس (رواه مسلم)
  "Tidak akan masuk surga orang yang dihatinya terdapat kesombongan meski sebesar dzarrah (benda terkecil)." Salah seorang berkarata, "Sesungguhnya seseorang senang pakaiannya bagus, dan sandalnya pun bagus." Rosululloh SAW. menjawab, "Sesungguhnya Allah maha indah. Dia mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak hak dan merendahkan manusia. (H.R. Muslim).
  Dalam hadits diatas, terdapat 4 poin utama, antara lain :
♦Orang yang sombong tidak akan masuk surga meskipun sebesar dzarrah.
♦Adalah fitrah, manusia senang dengan hal-hal yang bagus seperti pakaian bagus, rumah bagus, sandal bagus, dan lain-lain..
♦Allah maha indah dan cinta terhadap segala bentuk keindahan (yang sesuai syariat).
♦Definisi sombong menurut Rosululloh SAW.
  Yang menarik adalah salah seorang sahabat menegaskan bahwa seseorang senang dengan barang bagus setelah Rosul menjelaskan kesombongan tidak akan memasukan kesurga. Yang tergambar dipikirannya, sombong adalah memperlihatkan hal-hal yang bagus. Namun, Rosululloh SAW menegaskan bahwa Allah iti maha indah dan mencitai keindahan. Ini sekaligus menjawab bahwa tidak menjadi masalah seseorang memakai hal-hal yang bagus atau mewah. Asal, dihatinya tidak ada kesombongan atau ada niat ingin disanjung orang atas barang miliknya tersebut.
  Lalu, sombong yang bagaimana yang Nabi maksud dalam hadits tadi?
  Coba perhatikan kalimat yang dicetak tebal. Kalimat tersebut merupakan esensi sombong yang dijelaskan langsung oleh Rosululloh SAW. : Menolak hak dan merendahkan manusia.
  Maka, kita harus membuat peroteksi terhadap diri agar terhindar dari kesombongan yang Nabi jelaskan tersebut. Nabi pun mengupayakan agar kebenaran bisa diterima setelah pengetahuan didapat, dan bisa menghormati sesama terutama yang secara ilmu lebih rendah.
  Sekiranya kebenaran ditolak, tidak diamalkan, disepelekan, dihina, dan lain-lain. Kemudian orang yang tidal memiliki ilmu atau ilmunya lebih sedikit dianggap rendah; itulah sombongnya berilmu. Selain itu sikapnya yang lain adalah merasa hanya dia yang tau, oranf lain tidak tahu; hanya dia yang benar, orang lain salah; hanya dia yang pendapatnya tepat, orang lain jauh dari tepat.
  Oleh karena itu, mengevaluasi diri adalah kemestian bagi seorang yang berilmu. Jangan-jangan ucapan dan sikapnya terkesan arogan. Atau, bisa jadi akhlaq yang ditampilkan tidak mencerminkan sebagai orang yang berilmu. Dengan begitu, Insya Allah ia akan terbebas dari kehinaan sikap (sombong) ketika ilmu itu dimiliki. Sebaliknya, ia akan menjadi orang yang merendah artinya alias tawadhu. Sehingga, Allah mencintai dan orang pun senang kepadanya.
  Semoga kita dijauhkan dari sikap sombong atas ilmu yang dimiliki.
  Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar